- BeTha -

Minggu, 18 Maret 2012

PENGANTAR GEOGRAFI PENDUDUK

GEOGRAFI TUMBUHAN - Ilmu ini memiliki umur yang cukup tua dan bersamaan dengan taksonomi tumbuhan, biologi dan evolusi. Geografi tumbuhan mendorong perkembangan pengetahuan mengenai ekologi informa, yang berarti mempelajari lingkungan rumah tangganya. ilmu ini mempelajari hubungan organisme dengan lingkungannya, yang di dalamnya adalah mengenai hubungan fisik, lingkungan atau tentang tumbuhan itu sendiri. Peran geografi dalam ilmu geo tumbuhan ini adalah menjelaskan faktor geografis atau aspek geografis dalam kaitannya dengan fenomena yang terjadi pada tumbuhan dan lingkungan tumbuhan tersebut. Misalnya : mempelajari kehidupan tumbuhan lyana (tumbuhan rambat) yang membutuhkan kayu untuk kelangsungan hidupnya. Tanpa kayu, ia tak akan bisa merambat untuk hidup.
Manusia membutuhkan informasi mengenai cara tumbuhan untuk dapat menguasai dan menempati lingkungannya. Dipandang dari aspek geografi, maka akan memunculkan konsep-konsep dengan pertanyaan 5W dan 1H. Oleh sebab itu, muncullah geo tumbuhan melalui pendekatan-pendakatan, sebagai berikut :
 Paleo ekologi,
mempelajari sisa tumbuhan pada masa lampau.
 Fito sosiologi,
mempelajari masyarakat tumbuhan dalam suatu komunitas.
 Dinamia Komunitas,
mempelajari perkembangan dan perubahan komunitas tumbuhan.
 Sistem Ekologi,
mempelajari makhluk hidup dalam hubungannya dengan lingkungan yang membuat suatu rantai
 Autekologi,
mempelajari individu dalam spesies dan kaitannya dengan lingkungan.

Batasan disiplin ilmu geo tumbuhan dapat dijelaskan dalam dasar-dasar yang membatasi pembahasan dalam ilmu tersebut. Ada pun dasar-dasar tersebut, adalah :
 Hukum Minimum (J.V Leibing, 1840)
Leibing mengatakan bahwa ”pertumbuhan dan atau distribusi spesies bergantung pada suatu faktor lingkungan yang paling kritis dalam kehidupannya”. Dari hasil penelitiannya dan pernyataan yang dikatakannya, maka dapat disimpulkan, sebagai berikut :
a. Organisme memiliki limit atas dan limit bawah terhadap tiap faktor.
b. Kebanyakan faktor bekerja bersama seoerti halnya sebuah konser daripada bekerja sendiri.

 Teori Toleransi (Shelford, 1913)
Jika Liebing melakukan penelitian pada sebaran panen yang menjadikan variasi tumbuhan sebagai objek penlitian, maka Shelford melakukan pengamatan pada beberapa habitat yang sejenis. Ia menemukan perbedaan pada tiap habitat serta variasi kepadatan. Sehingga kesimplan yang muncul ialah kehadiran dan keberhasilan suatu organisme menempati suatu habitat dan nisia, ditentukan oleh kelengkapan :

a. Kondisi Lingkungan
b. Stadia Fenologis
c. Masa Evolusi

 Konsep Holosenotik / Ekosistem
Konsep ini merupakan modifikasi dari teori minimum dan toleransi. Memiliki kesimpulan sebagai berikut :
” tidak mungkin mengisolir arti penting faktor lingkungan tunggal yang berpengaruh terhadap distribusi atau ke limpahan suatu spesies karena faktor tersebut saling ketergantungan dan bekerja secara siner genetik ”.

KONSEP KOLERASI
Terdapat 5 temuan dari konsep yang dikembangkan oleh Good, sebagai berikut :
 Suatu organisme memiliki toleransi yang besar terhadap suatu faktor dan kecil pada faktor lain.
 Organisme yang memiliki toleransi besar pada semua faktor maka persebarannya luas.
 Bila suatu faktor lingkungan tidak optimum maka toleransi berkurang untuk faktor lingkungan lainnya.
 Interaksi populasi (seperti ; kompetisi, predatorisme dan parasitisme) mencegah organisasi dari pengambilan keuntungan hidup kondisi lingkungan yang optimum.
 Pembiakan merupakan masa yang kritis bila faktor lingkungan menjadi terbatas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar