- BeTha -

Selasa, 27 Maret 2012

GEOSPASIAL sebagai Orientasi Pembelajaran Geografi

Pembelajaran Geografi merupakan pembelajaran yang diharapkan dapat berperan sebagai ilmu, wawasan, ketrampilan dan aplikasi dalam membentuk peserta didik sebagai civitas akademika cerdas dan terampil menyelesaikan permasalahan geosfer melalui sudut pandang keruangan dan kelingkungan. Oleh sebab itu mata pelajaran Geografi memiliki fungsi strategis dalam menunjang kehidupan sehari-hari dan mendukung kemampuan baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dengan demikian, pembelajaran Geografi diharapkan menjadi bekal bagi peserta didik bukan menjadi beban yang dianggap memenuhi kapasitas otak atau pun menghabiskan waktu dengan materi yang banyak tetapi dianggap tidak urgen. Maka dari itu, butuh suatu langkah inovatif dan kompeten untuk melahirkan suatu pembelajaran yang aktif – kreatif agar lahir generasi yang mampu memberikan kontribusi menghadapi permasalahan geosfer melalui kemampuan spasial, baik aktif dalam berpikir maupun berkreasi secara Geografi menggunakan piranti Geografi, seperti peta, SIG dan lain sebagainya.
Sebagian besar orang menganggap Geografi sebagai mata pelajaran yang ‘banci’. Ia memiliki materi pembahasan yang termasuk dalam jurusan Ilmu Pengetahuan Alam juga Sosial. Akan tetapi, sebenarnya ilmu Geografi tidak hanya mempelajari materi IPA atau IPS, bisa juga dalam hal politik, linguistik dan agama. Meski demikian, Geografi menitikberatkan komponen-komponen materi pembelajarannya pada hubungan kausal dan spasial manusia dengan lingkungannya yang dicirikan melalui penggunaan peta tematik atau peta yang bertemakan Geografi. Misalnya, dalam mempelajari jenis batuan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam akan membahas proses terbentuk dan kandungan bahan kimianya. Sedangkan Geografi mempelajari batuan secara konseptual dan menjawab sebab akibat batuan itu berada di suatu ruang yang tidak ditemukan di ruang lainnya. Piranti yang digunakan dapat berupa peta geologi suatu kawasan serta materi dan media yang mendukung proses pembelajaran sehingga peserta didik mengetahui karakteristik ruang dari batuan tersebut dan meregionalisasi ruang bumi berdasarkan batas-batas Geografis sesuai tujuan pembelajaran.
Para pendidik yang diharuskan menyampaikan pembelajaran Geografi, baik secara khusus dalam matapelajaran Geografi (SMA) maupun melebur dalam matapelajaran IPS Terpadu (SD – SMP), harus bertolak dari karakter pembelajaran Geografi bahwa pembelajaran Geografi merupakan suatu pembelajaran yang menyampaikan kompetensi dalam dimensi keruangan. Maka, pendidik diharapkan mampu me-matching-kan antara model, metode, materi dan media Geografi pada tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran Geografi sehingga ia dapat mengarahkan peserta didiknya dengan baik dan benar sesuai karakter pembelajaran Geografi. Dengan kesesuaian tersebut, diharapkan pendidik mampu menyampaikan bekal yang diharapkan pembelajaran Geografi, yaitu peserta didik memahami, menguasai ketrampilan dan mau memberikan aksi/reaksi terhadap kondisi ruang geosfer di regionnya masing-masing melalui sudut pandang Geografi (spasial). Dengan demikian, pembelajaran Geografi tidak hanya sekedar pembelajaran yang memenuhi kapasitas otak peserta didik dalam jangka waktu tertentu namun memberikan manfaat secara signifikan dalam berpikir spasial untuk memecahkan permasalahan geosfer sepanjang hayat.
Dinamika yang dipecahkan sebagai objek studi Geografi memungkinkan terjadinya tumpangtindih dengan ilmu lain, seperti biologi, klimatologi, meteorologi, demografi dan lain sebagainya. Namun, inilah yang menjadi sisi istimewa Geografi, ia tidak hanya mempelajari aspek fisik, melainkan juga aspek non fisik dengan penerapan spatial thinking dan spatial ability. Sebagai contoh, dalam mempelajari cuaca dan iklim, ahli meteorologi dan klimatologi akan mempelajari unsur-unsur cuaca dan iklim. Seorang geograf akan mempelajari konsep cuaca dan iklim beserta agihannya (karakteristik keruangannya). Sehingga, melalui sudut pandang Geografi tersebut tidak hanya bisa menjelaskan unsur-unsur cuaca dan iklim, tetapi juga pola persebarannya, distribusinya, pengaruh terhadap kehidupan, pengaruh terhadap bentanglahan, mitigasi bencana dan sebagainya.
Masalah utama yang banyak ditemukan sebelum masuk dalam aplikasi pembelajaran dan pendidikan geografi adalah tenaga pendidik yang bukan berasal dari bidang geografi. Sehingga ilmu, pengetahuan dan wawasan megenai kajian geografi sangat dangkal bahkan salah. Masalah ini bisa terjadi karena kurangnya tenaga profesional yang kompeten di bidang geografi. Hasilnya, baik pada organisasi pendidikan maupun pendidik matapelajaran geografi menyampaikan informasi yang tidak semestinya atau keluar dari objek studi geografi.
Baik dalam pembelajaran Geografi di jenjang sekolah dasar maupun sekolah menengah dan lanjutan, Geografi merupakan mata pelajaran yang membekali peserta didik dengan ilmu, pengetahuan dan wawasan serta ketrampilan spasial. Hanya saja disajikan dengan porsi yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan peserta didik. Mengingat pendidikan berada dibawah dinas pendidikan, ia tidak dapat keluar dari ketentuan kurikulum dan sistem pendidikan yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Sehingga bisa menimbulkan tumpangtindih antara pendidikan geografi yang seharusnya dengan pendidikan geografi senyatanya.
Sistem pendidikan nasional mengharapkan pembelajaran geografi juga menjadi pembelajaran yang menyenangkan, inovatif dan menarik sehingga tidak dihindari bahkan dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang tidak penting. Oleh sebab itu, peran pendidik menjadi mata tombak yang dapat menghadirkan sikap, persepsi dan motivasi kepada peserta didik agar berprestasi di bidang geografi. Namun, kendala yang terjadi dalam pembelajaran geografi di sekolah justru sebaliknya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan standar proses pendidikan nasional serta tujuan pendidikan geografi. Guru yang tidak berasal dari gelar profesionalnya di bidang geografi menjadikan guru tersebut tidak memiliki bekal geospasial yang ‘mumpuni’. Padahal, dalam pembelajaran materi dan media yang disajikan melalui data geospasial sangat membantu pendidik menyampaikan obyek material geografi melalui sudut pandang spasial dan ekologi. Data geospasial tersebut dapat berupa peta, citra atau foto udara tetapi penggunaannya dalam kegiatan belajar mengajar sangat minim, selain itu referensi yang digunakan oleh siswa maupun guru kurang menampilkan data-data spasial.
Selain itu, guru geografi yang lahir dari pendidikan geografi ‘kuno’ hanya menyampaikan materi geografi yang telah ditentukan oleh sistem pendidikan dan kurikulum tanpa memperhitungkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan akibatnya pembelajaran geografi menjadi pembelajaran yang tidak memberikan manfaat praktis bagi peserta didik. Perangkat pelaksanaan pembelajaran yang tidak terencana/terprogram akan mengganggu pembelajaran dan pengajaran di sekolah/perguruan tinggi. Seperti program tahunan, program semester, silabus, RPP dan lain sebagainya harus dibuat jauh sebelum pelaksanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan kondisi, situasi dan kemampuan peserta didik. Maka, tak heran jika banyak pihak mempertanyakan kemampuan pedagogik dan kemampuan profesionalisme para guru geografi.
Masalah selanjutnya yang muncul pada pendidikan geografi di sekolah dan perguruan tinggi adalah ketidaksinambungan antara materi pembelajaran yang seharusnya diterima peserta didik dengan materi yang ditentukan oleh sistem pendidikan. Senyatanya, pendidikan geografi (secara khusus di Indonesia) masih kurang relevan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber referensi yang digunakan oleh guru untuk perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Akibat yang timbul adalah guru (pendidik) menyampaikan konsep yang tidak baik dan tidak benar. Atau dengan kata lain, pembelajaran geografi yang dilakukan oleh pendidik yang kurang berkualitas baik dalam menyampaikan materi pendidikan hanya melakukan pembodohan masal mengenai pembelajaran geografi yang tidak seharusnya. Materi yang disampaikan bukan menjadi obat kebodohan tetapi akan menjadi poison atau racun pendidikan, secara khusus di bidang geografi.

2 komentar:

  1. Tulisannya mantap.....salut, moga bisa menjadi pencerahan bagi yang masih 'BUTA GEOGRAFI'.........lanjut

    BalasHapus
  2. terimakasih :)
    semoga tidak hanya menjadi impian semata..

    BalasHapus