- BeTha -

Kamis, 29 Desember 2011

Balada Sang Guru dan Si Murid

GURU


Aku ini guru.. ya, aku adalah PAHLAWAN TANPA TANDA JASA

Setiap pagi kukendarai mobil bututku yang hanya seongkok Camry,

Aku berjalan menenteng tas murahanku dari kulit harimau yang kubeli dari kota kecil bernama Paris

Dan kupakai baju rombengku dengan bahan Sutra itu..

Aku menyapa anak didikku yang sedang belajar, mereka santun DI DEPANKU


MURID


Aku adalah murid dari sekolah negeri yang katanya kumpulan akademisi dan berkarakter

Aku murid yang setiap pagi menikmati dunia yang megah ini dengan berjalan kaki

Duniaku sangat indah, hingga aku melangkah menggunakan sepatu kebesaranku yang bertuliskan TAK BERMERK.

Kulihat setiap sudut kelasku yang sangat nyaman dengan hiasan sarang laba-laba dan ternit yang penuh sirkulasi.

Ya, aku menyukai suasana pendidikan seperti ini...

Aku adalah guru, tentu saja HANYA guru yang PROFESIONAL.

Aku HANYA guru yang selalu mengemban amanahku untuk mendidik dan mengajar anak didikku.

Dan AKU HANYA GURU YANG MEMBERIKAN PEMBELAJARAN DENGAN PENUH MAKNA

Kudidik mereka dengan pendidikan berkarakter supaya mereka cerdas

Murid sepertiku adalah murid hasil didikan mereka yang mengenyam pendidikan lebih dari 9 tahun. Istimewa bukan!

Murid sepertiku adalah murid yang sangat berterimakasih kepada mereka yang mengajariku untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit

Dan murid sepertiku yang MENELADAN orang-per orang yang setiap hari memberiku kasih dengan ajaran mereka, ilmu mereka, wawasan mereka dan tingkah laku mereka

Nak, kalian kini sudah besar.

Guruku, aku masih muda.

Nak, kamu harus tepat waktu dalam mengerjakan tugasmu.

Guruku, aku tak ingin tepat waktu.

Nak, belajarlah untuk merencanakan sesuatu dengan seksama dan terstruktur supaya semua berjalan lancar.

Guruku, santai saja. Masih ada hari esok, aku tunda sekali, dua kali, tiga kali saja sampai habis waktuku.

Nak, hargailah pendapat orang yang lebih muda karena mereka juga berhak berpendapat.

Tidak, Guruku. Mereka tak tau apa kesibukan belajarku. Mereka hanya mengeluh tidak berjuang.

Nak, belajarlah untuk menjadi murid yang berprestasi dengan bersibuk ria dengan pekerjaanmu.

Guruku, aku hanya ingin mengemban amanahku sebagai anak yang berguna. Aku ingin memaknai hidup seperti katamu, bukan mengejar prestasi hanya demi prestis.

Nak, aku ini mencintaimu. Kuberikan seluruh isi otakku kepadamu.

Ya Guruku, aku pun mencintaimu. Dengan hati kuterima seluruh ilmu pengetahuan dan wawasanmu.

Nak, apa kau mencintaiku?

Iya guruku.

Nak, apakah aku ini gurumu?

Guru, apakah aku anak didikmu?

Ya, kamu anak didikku.

Tidak, kamu bukan guruku. Guruku adalah yang mendidik dan mengajarku.


*Balada Sang Guru dan Si Murid, hasil permenungan kepada seluruh guru yang mengemban amanah dengan baik. mengedepankan proses dan pembelajaran demi karir profesionalismenya bukan dengan mengharumkan namanya saja*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar