itung2 malem minggu berkualitas yaaa :D
kalau harus milih, dan nggak boleh nggak milih,harus bunuh!
kalian mau yang ini:
atau yang ini:
Hai apakabar? Udah siap mikir? Hehehe
Kali ini aku mau agak seriusan deh, nggak becanda muluk,
nggak cintacintaan muluk. Yah, paling nggak aku bisa jadi anak yg ‘nalar’ dan
peduli sama negara ini, NKRI. Cieeeee.. :p
Kalian pasti belakangan ini sering banget denger tentang
Kopassus yang ngelakuin aksi pembunuhan kan? Pasti donk ya. Internet ada, tipi
ada. Kecuali nganggep itu semua mudorot.. -_- yah, kali ini aku mau bahas
tentang kasus yang simpangsiur ini. Banyak yang agungaguning HAM dan Hukum. Saya
berhak nilai donk sbg opini publik yang mewakili (mungkin) sejumlah manusia
yang mau peduli dengan kasus ini.
Langsung aja ke kasus yang dibilang sama komnas HAM ini
adalah “aksi premanisme yang menanggalkan hukum dan Hak Asasi Manusia”. Memang bener
juga sih ini semua adalah nggak lebih dari aksi ‘seperti’ preman yang kalap
terhadap sekumpulan ‘benar2’ preman karena anggota dari kesatuannya itu
dibunuh. Dan posisi pembunuhan itu ketika Serka S sedang melakukan TUGAS NEGARA
yang mulia. Eh segerombolan jasad yang meresahkan tapi justru sekarang ini
diperjuangkan sama suatu institusi negara karna dianggep KORBAN! Helloooo. Kemana
aja kalian institusi?
Kenapa aku bilang kek gini?
Nyadar nggak sih siapa yang dibunuh oleh 11 orang berjiwa ‘berani
membunuh dan berani dibunuh’ ini dan APA MOTIFNYA? Trus akhirnya aku bertanya,
emang siapa sih mereka, 4 orang yang terbunuh ini?
Institusi ‘itu’ memang memiliki hak untuk memperjuangkan hak
asasi manusia, sesuai dengan hukum dan sistem yang berlaku di negara ini. Tapi,
kenapa harus 4 orang ini yang mereka fokuskan? Sedangkan seorang prajurit mati
di medan perang tidak? Seorang serka dari anggota kopassus tidak diperjuangkan?
Dari layar televisi saya baru tau kalau si istri serka S sedang mengandung kini
tanpa ayah. Istrinya akan menjadi janda. Orang tuanya telah melihat anaknya
mati di medan perang sebagai intel, kemudian dihujat oleh sebuah institusi yang
berada di bawah Negara yang dulu ia bela!!
Sebuah institusi memperjuangkan HAM untuk gerombolan manusia
yang telah melanggar HAM banyak orang. Sempat terdengar masyarakat Yogyakarta
yang bilang ‘lebih baik preman hengkang dari Yogya tercinta ini, daripada
mereka datang hanya untuk melakukan kerja preman’. Lalu dimana peran istitusi
tersebut untuk SEORANG abdi negara? Dihukum penjara kemudian dibebaskan, tidak
menjamin para preman itu akan bertobat. Dia bukan anak kecil yang melakukan
kesalahan kemudian dihukum orangtuannya lalu dia tidak akan mengulanginya lagi,
itu anak kecil. Banyak yang menyalahkan dan menyayangkan kenapa balas dendam
ini harus menggunakan kekerasan sampai pembunuhan. Jelas, sudah menjadi rahasia
umum kalau kesatuan yang dibentuk secara ‘khusus’ itu dididik dan dibangun
untuk berani membunuh/dibunuh demi kesatuannya. Institusi mau menyalahkan
pendidikan ini? Salahkan saja pada sistem pendidikan para prajurit tersebut. Sistem
pendidikan tentara terutama kopasus akan diubah? Jangan salahkan mereka kalau
menjadi tentara yang tidak elit lagi. Kemudian kalau ada perang atau
pemberontakan mereka harus membela negara? Ah, buat apa! Satu orang saja tidak
mau dibela ngapain susah2 bela negara yang nggak ngurusin mereka sebagai abdi
negara, terlebih kekuatan seperti apa yang akan dibanggakan kalau tentara
tunduk pada HAM semata. Efek jera itu harus ada, pak presiden! Shock therapy
lah istilahnya.
Di sebuah stasiun televisi dan ada seorang ‘berpendidikan’
mengatakan bahwa : sayang sekali ini dilakukan. Seharusnya semua oknum jika
ingin melakukan sesuatu harus dipikirkan. Apa yang akan terjadi atau menimpa
mereka jika hal tersebut dilakukan.
Ini tidak ada di kamus para abdi negara yang benar2 membela
negaranya dengan benar. Bukan mau “CARI MUKA DAN BERMAIN AMAN”. Politikus gampang
untuk menutup mata hatinya melihat kawan seperjuangan difitnah korupsi, yang
penting mereka dapat fulus tanpa tangan kotor ngurusin orang lain. Dinas-dinas
pemerintah gampang nutupin satu dua orang yang tanda tangan diatas lembar
kertas dengan proyek kosong. Tapi untuk kasus ini, Kopassus benar2 menunjukkan
kesatuannya. HAM? Institusi itu yang mengatasnamakan HAM demi preman masih
dianggap pahlawan? Iya pahlawan bagi mereka yang kehilangan ‘dekengan’ atau ‘tembok’
untuk muka mereka yang busuk. Kerjaan preman ngerti lah ya? :D
Mereka nggak usah dibela, Pak Buk. Berani jadi preman kenapa
nggak berani mati? Itu intinya! Berani malakin kita2 kaum kecil kenapa malah
dibela? Nggak mungkin donk seorang intel itu bekerja di tempat yang ‘aman’,
pasti dia bekerja di tempat yang meresahkan warga. Kalau memang 11 Kopasus itu
dinyatakan bersalah, memang mereka bersalah tapi memperjuangkan kehidupan
banyak orang. Kalau 4 orang itu dianggap
korban, lalu serka S dianggap apa? Para petinggi TNI yang cuman cari muka demi
popularitas sebagai calon presiden itu yang laknat. Dia cari aman demi namanya
dan egonya sendiri. Enak banget lho ini para preman, mereka diselamatkan nama
dan pekerjaannya dengan menumbalkan 4 orang. Dengan gini kan mereka mikir, ah
nglakuin pekerjaan kek gini kan juga Hak Asasi Manusia, kalau mati bakal
dibela. Gue mau donk jadi preman, orang salah aja masih dapat pembelaan. Mana banyak
bgt lagi pejabat yang butuh jasanya dan dijamin nggak bakal kena ‘getah’ dari
kebobrokannya.
Jasa kopassus? Inget kasus WNI yang ditangkap orang2
somalia? Gimana takutnya negara luar kalau kopasus kita ditambah jumlahnya? Gimana
ketahanan negara ini stabil tanpa mereka? Siapa yang akan maju pertama kali
untuk menahan negara ini kalau ada serangan? Hah. Apa institusi yang meminta
para abdi negara itu dihukum? Apa mahasiswa yang demo atas nama HAM untuk para
peresah masyarakat? Apakah DPR dan para pejabat yang korupsi dan sok membela
HAM untuk kasus ini? Memang HAM itu penting untuk diperjuangkan, tapi bukan
untuk kepentingan tertentu! Ada asap pasti ada api donk? Nggak ada pembunuhan
kalau nggak ada sakit hati men! Kalau kopassus dinyatakan bersalah juga harus
dibunuh mati, mungkin negara dan institusi ‘itu’ baru sadar kalau semua tentara
dan kopasus bunuh diri! NGERTI?
Secara simpel aja deh. Kalau aku nakal, pasti aku dibilangin
sama bapakku. Aku nglakuin hal buruk lagi, aku dimarahin, dimaki. Lalu, ketika
klimaksnya aku membuat kesalahan yang mengancam nama keluarga, pasti aku
dikeluarkan dan berkata ‘jangan sekali2 menggunakan nama keluargamu’. Kemudian apakah
bapakku harus dibunuh oleh kakekku karena itu perbuatan kejam demi keutuhan
keluarga? Makanya, jangan main2. Itu ringan, karena bapakku bukan orang yang
dilatih dan dididik dengan berani membunuh dan dibunuh. Karena bapakku bukan
pasukan elit.
Kalau nggak ada masalah sosial, pasti nggak ada preman. Belum
tentu! Karena mereka bermental seperti itu. Merkipun udah banyak lapangan
pekerjaan, mereka terlena dengan pekerjaan memaksa, meminta dan menjarah! Nggak
segampang itu menyalahkan keadaan yang melahirkan preman. Justru preman itu
yang melahirkan keadaan sosial makin runyam, HAM banyak orang direnggut oleh preman.
Coba deh komnas HAM survei ke lapangan. 2 survei. 1) banyaknya masyarakat yang
HAMnya dilanggar oleh preman dan 2) banyaknya preman yang HAM nya dilanggar
masyarakat/oknum abdi negara? Bisa ketawa ngakak deh.. serius!
makanya, kalau nggak mau jadi Target operasi, ya jangan melakukan yang meresahkan. kalau nggak mau dibunuh ya jangan bunuh. kalau nggak mau HAMnya dilanggar ya jangan nglanggar HAM!
Terimakasih Serka Santoso. Terimakasih Kopassus.